"untuk sahabat saya wendyana ramdan,wd...anda itu mahasiswa kan?tapi kenapa ya..saya lihat kata-kata yang anda masukkan seperti anak TK..atau mungkin anak yang belum bisa baca..wah..bahaya..sudahlah kita semua mengerti kondisi ini..untuk "zaman sekarang adalah zaman aneh tapi nyata..segalanya tak terprediksi..jadi aku bisa ada disini bermain dadu dengan angka-angka..juga bisa ada disana bermain dadu dengan angka-angka"...oke wen..selamat dan sukses..semoga anda menjadi manusia yang berpikir...gak mikir ya BODO ajha."
Dikritik seperti ini? Pasti buat sebagian orang akan langsung emosi dan bahkan mungkin saja akan melakukan hal-hal yang disebutkan disana.
Kaget? sedikit. Sebenarnya kata-kata itu sudah terpampang sejak hampir 2 minggu yang lalu. Saya kaget karena kenapa baru hari ini saya membaca?? Ketika sedang iseng mencari teman di grup FB, saya melihat ada tulisan nama saya di postingan sahabat saya. Setelah saya baca, dan saya resapi banyak hal yang bisa saya ambil.
Saya benar-benar berucap terimakasih dengan kritikan ini. Saya sadar, apa yang selalu saya katakan harus saya praktekan juga, jadi gak OMDO alias omong doang. Jujur saja, saya rindukan masa-masa seperti ini. Kritikan pedas dengan kesalahan yang saya lakukan. Walaupun frontal, tapi ini lebih baik daripada berbicara dibelakang saya.
Seperti yang mengaku "KELUARGA" disini sekarang ini. Banyak hal yang saya tahu, namun saya tidak perdulikan semua itu. Keluarga kok mainnya belakang? Takut dapet image jelek? Ini nih kritikan bagus buat saya dan kalian wahai "KELUARGA". Jangan egois dengan kesibukan sendiri-sendiri, lihat sebenarnya apa yang kalian rasakan.
Semoga "KELUARGA" ini membacanya.
Semoga "KELUARGA" ini membacanya.
Thanks WD-BTH.
Best family.
0 comments:
Post a Comment
Sopan santun diutamakan.
Tidak menyinggung SARA.